2/15/2012

future

Pengen ngga sih rasanya mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan kita? Rasanya dunia berjalan lambat dan gue pengen ngerasain semuanya. Gue pengen cepet2 tahu gue ngapain 10 tahun mendatang. Gue menikah sama siapa atau gue punya anak berapa, atau bahkan ngga sama sekali.

Rasanya semuanya ngga masuk akal, kenapa gue harus menunggu selama ini? Dan sempet kepikiran, kenapa kuliah harus ngambil 4 tahun? Itu kelamaan banget. Gue pengen cepet2 kerja, gue pengen cepet2 jadi dewasa. Mungkin karena faktor gue selalu jadi paling kecil di mana-mana, walau ngga selalu mendapat perlakuan dianak kecilkan sih tapi gue selalu kena kalo ngomongin masalah umur karena gue lebih muda setahun dari temen-temen sepermainan gue. Walau kadang ada untungnya, kadang juga ngga. Tapi itu membuat gue kepengen cepet2 dewasa, ngerasain bertumbuh cepat, sementara gue harus selalu setahun lebih lambat dari mereka, walau gue ngejer, gue akan tetap tertinggal karena dasarnya gue lebih muda setahun.


Banyak ngeliat orang lain yang keliatannya senang ketika udah kerja, gue jadi pengen cepetan kerja dan rasanya pengen berhenti melanjutkan pendidikan ini. Tapi padahal semua orang melewati fase yang sama dalam setiap kehidupan. Karena ga ada bayi keluar langsung bisa jalan dan ngomong.

Ketika gue ngeliat orang lain hidupnya seru dan gue pengen jadi kayak dia secepatnya, dan rasanya kuliah buang2 waktu gue aja karena gue pengen cepet2 jadi dia. Itu salah besar, karena orang itu juga ngelewatin masa2 umur 18-21/22 tahun untuk kuliah. Orang itu ngelewatin apa yang kita lewatin ketika kita malas kuliah dan kita rasanya pengen bolos dalam setiap kelas kita. Dia ngerasain juga dulu ketika kita panik saat ada ujian dan tugas-tugas menumpuk yang rasanya pengen ditinggal aja dan berharap ada keajaiban tugas2 kita selesai dengan sendirinya. Dia juga merasakan itu.


Sometimes, jadinya selalu menganggap hidup gue miserable banget karena gue merasa yakin kalau orang yang menginspirasi gue itu ngga merasakan gimana rasanya punya hidup miserable. Anggapan gue hidup mereka menyenangkan. Padahal belum tentu, kan gue ngga pernah hidup di dunia dia. Jadinya malah berfikir kalau hidup gue ngga ada yang bener. Kadang kalau dipikir sih lucu, tapi sebenernya kita selalu berfikir begitu.


Andai kita melihat, TIDAK hanya dari sisi kesakitan kita, sisi kesesakan kita, sisi penderitaan kita. Andai kita melihat luas bahwa tidak semua itu menyakitkan, walau tidak semua indah. Setiap orang merasakan galau, sakit, sedih, tawa, canda, tangis, sampe berdarah. Tapi kalau seorang pasien yang sakit terus berfikir dia ngga akan sembuh, ya dia tidak akan pernah menjadi sembuh. Kalau dia punya semangat hidup, kemungkinan terus terpuruk dalam kesakitan dia akan lebih sedikit.


Ketika sudah puas menangisi diri sendiri dan meratapi semua. Coba buka mata, dan lihat sekeliling. Lihat orang-orang lain. Bayangkan kalau kita salah satu dari mereka. Apa yang kira-kira mereka liat dari diri kita? Apa pandangan mereka soal kita? Pasti akan berbeda dari pandangan penderitaan kita. Cause when you see yourself as a negative person, so does everybody. But when you see that life's beautiful from the way it presents itself, life sure is beautiful.


Dan buat apa sih kita mengetahui masa depan kita apalagi sampe ke peramal? Satu, buang duit. Dua, cuma buat denger masa depan kita sendiri dari omongan orang yang dia sendiri juga ga tahu masa depannya dia dengan jelas. Dan percaya ngga percaya, ga ada satupun peramal tahu masa depan kita kayak apa. Dia cuma ngasal, not 100% ngasal seenaknya. But, he/she would end up defining your future. Karena ketika kita mendengar ramalan hidup kita, kita akan end up ngelakuin hal yang sama dengan yg udah dikatakan. Kenapa? yaitu satu, kita takut itu kejadian makanya kita pikirin terus dan membuat akhirnya kita melakukan apa yang dikatakan. kedua, terlalu senang sampe kita membuat itu nyata.


sometimes, knowing nothing is better. Karena menurut gue life's beautiful but life's still a mystery. Ga pernah ada yang tahu. Kalau mereka tahu, Amerika ngga akan kena krisis. Mereka pasti udah menahan krisis dari sejak mrka lama. And sometimes, something's better to be kept as a secret until it wants to reveal itself, right? Kalau gue tahu suami gue kayak apa nanti, dan gue ga suka dia ketika gue tahu dia sekarang, I'd screw everything up and try to look someone else who might not be a man that I should marry and turn out as a bad ass and that's it. I've screwed my life up. gue harusnya menikah dengan orang yang pertama, tapi karena ngeliat/tahu sekilas bikin gue takut jadinya gue ngga mau dan ngehancurin hidup gue dan gue berakhir dengan laki-laki yang ternyata ngga baik.



That's why God doesn't want to tell us the future, cause He doesn't want us to screw all of His beautiful plans for us. You might think your future sucks, but you don't know what'd happen in the future. Things can turn upside down.


Anyway, sebenernya gue udah sedikit out of topic. Soalnya gue sebenernya cuma pengen ngomongin masalah gue sendiri yang selalu ada pikiran pengen cepetan kerja, dan jadi wanita karir yang hebat. Padahal sekarang gue dapat part-time seminggu sekali ngajar inggris aja kadang males2an. HAHAHA. Jadi, gue cuma pengen sedikit memotivasi diri gue sendiri dengan ngga muluk-muluk dan jadi sabar. Cause everything has its time. Semua orang melalui proses umur 18-21 dimana harus kuliah dan diproses juga dibentuk untuk siap jadi seorang dewasa yang siap bekerja dan siap mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya. Dan Tuhan tahu kapan harus memberi kita apa yang terbaik. He knows when the time is.


Karena itu sabarlah, semua ada waktunya. Ketika kita ngga sabar, kita mengacaukan semuanya. kalau kita sabar, semua akan berjalan mulus sesuai rencana yang sudah dirancang. Jangan kayak orang Korea yang demennya lambat2, udah mau deadline baru cepet-cepet. hahahaha alon alon asal klakon is the best peribahasa ever.

No comments: